Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis, masa ini memungkinkan mereka dalam kondisi anomi; yaitu kondisi tanpa norma ataupun hukum, anomi muncul akibat keanekaragaman dan kekaburan norma, misalnya norma A yang ditanamkan dalam keluarga sangat bertentangan dengan norma B yang ia saksikan di luar lingkungan keluarga (Enoch Markum).
Golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda. Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
INTERNALISASI BELAJAR DAN SOSIALISASI
Ketiga kata tersebut memiliki definisi yang hampir sama dimana proses terjadinya melalui interaksi social. Internalisasi lebih mengarah pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut.
Belajar lebih mengarah pada proses pembelajaran tingkah laku, yang sebelumnya tidak dimiliki sekarang telah dimiliki akibat proses pembelajaran tersebut. Sedangkan Spesialisasi lebih mengarah pada kekhususan yang telah dimiliki oleh seorang individu. Tindakan-tindakan yang diambil oleh masing-masing individu bisa dibagi menjadi dua yaitu tindakan positif dan negatif. Tindakan positif akan diambil jika antar individu saling mengharagai adanya norma-norma yang berlaku. Kalau tindakan negatif, akan diambil jika antar individu tidak mengutamakan norma-norma yang ada, seperti saling egois, berbeda pendapat, merasa derajatnya lebih tinggi dari individu lain, dan sebagainya.
Proses sosialisasi berperan penting bagi setiap individu. Proses sosialisasi merupakan penyesuaian diri. Dengan penyesuaian diri inilah orang dapat hidup dengan baik. Dimulai dari belajar social. Dimana individu akan belajar tingkah laku dan pola hidup yang diharapkan oleh orang lain maupun kelompoknya. Peran sosial merupakan pola-pola tingkah laku yang umum yang dilakukan oleh orang yang mempunyai posisi sosial yang sama atau sederajat. Sebagai contoh dimana orang tua yang berprilaku baik dihadapan anak-anaknya, tidak berbicara kasar yang akan menyakitkan hati anak-anaknya yang akan menjadi factor menyimpang bagi psikologis sang anak. Proses sosialisasi mengambil alih penting untuk masa depan para generasi muda. Seperti halnya untuk mahasiswa. Peranan sosial mahasiswa di masyarakat dapat diterapkan melalui program – program baksos (bakti sosial) biasa nya mahasiswa mengikuti suatu organisasi kepemudaan contoh nya melakukan aksi membagikan kebutuhan korban bencana alam atau kepada orang yang tidak mampu dengan memberikan kebutuhan sandang pangan papan dan untuk di masyarakat itu sendiri pemuda berperan aktif untuk mengikuti program – program yang ada di masyarakat itu sendiri dengan berperan aktif melakukan kerja bakti secara gotong royong.
MASALAH GENERASI MUDA
Pemuda mempunyai potensi diri untuk merubah suatu tujuan bangsa untuk menjadi bangsa yang lebih baik baik dari bidang akademik, olahraga, dan lain-lain. Hampir rata-rata para pemuda lah yang mengharumkan nama bangsa, karena para pemuda lah merupakan para tunas muda untuk masa depan bangsa yang lebih baik. Namun terkadang adanya hal-hal yang menyimpang yang terjadi pada para generasi muda. Permasalahan umum yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia dewasa ini antara lain sebagai berikut :
- Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia. Dengan adanya pengangguran dapat merupakan beban bagi keluarga maupun negara sehingga dapat menimbulkan permasalahan lainnya.
- Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental bangsa.
- Masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang.
- Pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan perilaku (Deviant behavior).
- Masuknya budaya barat (Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang dapat merusak mental generasi muda
Oleh karena itulah kita harus mengembangkan potensi para generasi muda untuk menyelamatkan dari permasalahan yang ada dengan menyaring para pemuda yang mempunyai bakat dan potensi diri yang ada karena di Indonesia ini sendiri masih sangat minim orang orang penting (pejabat) yang peduli akan potensi potensi muda yang terpendam.
OPINI
Sebagai generasi muda kita harus pandai dalam bersosialisasi dalam hal yang positif untuk menyelamatkan bangsa dari masalah-masalah yang ada. Dan menjadi panutan bagi para generasi muda selanjutnya, karena pemudalah yang dapat membuat perubahan besar bagi suatu bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar